Ini cerita tentang Underpass di Singapore yang menurut gw
masuk ke kategori diatas. Sepele tapi buat gw somehow, ini kereeen, hahaha.
Yeah, you might be laughing. Underpass gitu lohhh, apa istimewanya sih? Di
Singapore sendiri underpass adalah hal yang common, kita bisa menemukannya hampir
di setiap sudut persimpangan jalan yang ga ada zebra crossnya.
Nyebrang jalan di Spore itu bisa jadi pe-er tersendiri buat
kita yang suka asal nyebrang macam di Jakarta. Nah kadang suka bingung, kalo
mau nyebrang jalan tapi ga ada jalurnya. Bisa jadi itu artinya, ada underpass
–semacam terowongan bawah tanah- yang menghubungkan jalan-jalan di sekitarnya.
Jadi klo mau nyebrang ke jalan sebelah, ga bisa langsung nyebrang ya, monggo
turun dulu ke bawah, melewati lorong-lorong sesuai petunjuk dan...tadaaaa..naik
lagi, muncullah kita di jalanan seberang yang kita mau. Ribet? Gw salah satu
yang berpikir begitu dulu.
Kebayang dulu dari ION Orchard mau ke TANGS yang keliatan di
seberang jalan aja, gw mesti muter dulu lewat underpass, naik turun bikin kaki
yang pegel semakin pegel, waahh malas deh. Lha gw dari Plaza Senayan ke Sency
aja tinggal bablas nyebrang, ga perlu macam-macam, hehe.. . Dulu ketika orchard
belum dipagarin macam sekarang, gw adalah salah satu orang yang nekat asal
nyebrang dari ION ke seberang area TANGS dan Lucky Plaza itu, asal jalanan sepi
aja, wusss lari... (jangan ditiru...;p) Sampai sekarang pun gw menghindari yang
namanya underpass, kalau ga terpaksa banget, hehe. Sampai ketika gw menemukan
Underpass ini, yang menghubungkan Fullerton Hotel di area Merlion Park ke
Raffles Park.
Awalnya bingung, dari Merlion Park mau ke Lau Pa Sat gimana
caranya. Celingak-celinguk kanan kiri, koq ga ada jalur buat nyebrangnya.
Akhirnya gw nanya ke salah satu counter yang bertulisan ‘information’. Eh, ga
disangka si Bapak di counter itu baik banget. Dia sampai keluar dari kantornya,
sambil ngasih tanda ke gw untuk ngikutin dia. Dan bgitu kita diluar kantor, dia
ngasih tau kalau kita mesti ambil underpass yang nanti akan keluar di Raffles
area. Sambil tangannya menunjuk ke kejauhan, dia ngasih petunjuk ‘tuh bangunan
putih di sbelah gedung itu tuuh Lau Pa Sat, ga jauh koq’. Gw yang sebenarnya
gak jelas kemana arah tangannya menunjuk itu, cuma manggut-manggut. Okelah, gak
nemu, tinggal nanya lagi nanti, pikir gw.
Jadilah kita mengikuti petunjuk si Bapak, menuju underpass. Awalnya kepikir yahh underpass lagi, lorong-lorong bawah tanah biasa. Tapi begitu sampai di bawah, gw lupa kalau ini underpass yang integrated dengan Fullerton Hotel yang terkenal itu. Underpassnya penuh kaca di kanan kiri, dan kereeen sekaliii, hahahha. I felt like step in into a time travel, dengan suasana interior khas Fullerton Hotel yang antik tapi futuristik. Udah gitu, ada ban berjalannya pula yang bikin kita ga perlu capek-capek melangkahkan kaki, hahahah. Tinggal hop on, nyender, nyampe. Cocok sekale underpass ini buat orang-orang malas seperti saya. Tapi berhubung saya jalan dengan orang-orang narsis macam @verena_inge, @ichae84 , @aticxxs dan @varadinakusuma jadilah di sepanjang underpass itu kita foto-foto ga karuan. Untungnya lagi, underpass itu sepiiii, ga ada orang lain yang lewat selain kita-kita, jadi makin hebohlah kita bergaya di sepanjang jalan itu.
Jadilah kita mengikuti petunjuk si Bapak, menuju underpass. Awalnya kepikir yahh underpass lagi, lorong-lorong bawah tanah biasa. Tapi begitu sampai di bawah, gw lupa kalau ini underpass yang integrated dengan Fullerton Hotel yang terkenal itu. Underpassnya penuh kaca di kanan kiri, dan kereeen sekaliii, hahahha. I felt like step in into a time travel, dengan suasana interior khas Fullerton Hotel yang antik tapi futuristik. Udah gitu, ada ban berjalannya pula yang bikin kita ga perlu capek-capek melangkahkan kaki, hahahah. Tinggal hop on, nyender, nyampe. Cocok sekale underpass ini buat orang-orang malas seperti saya. Tapi berhubung saya jalan dengan orang-orang narsis macam @verena_inge, @ichae84 , @aticxxs dan @varadinakusuma jadilah di sepanjang underpass itu kita foto-foto ga karuan. Untungnya lagi, underpass itu sepiiii, ga ada orang lain yang lewat selain kita-kita, jadi makin hebohlah kita bergaya di sepanjang jalan itu.
Dan begitu kita sudah sampai di ujung jalan, ada sedikit
rasa kecewa karena jalanannya terlalu pendek. We got to step out from the time travel. Kembali ke atas, ke jalanan
sebenarnya. Ke dunia nyata. Asal tau saja, cuaca Singapore hari itu asli
nyelekit, kit. Panasnya bukan main. Jadi pas lewat underpass itu kita kayak
girang banget, bisa ngadem, dan dapat spot foto menarik lagi. No wonder,
underpass itu jadi tempat favorit kita.
Malamnya, ketika kita kembali ke Merlion Park untuk melihat
Singapore Light Show (will posted later on), kita kembali melewati underpass
itu. Teteuup, foto-foto lagi, hahahah. So, mungkin sekarang gw tidak membenci
underpass sebanyak seperti dulu ya. But since not all underpass di Spore
seperti the time travel, jadi yahh tetep aja gw ga begitu suka underpass,
hahaha.
Jadi, berminat mengunjungi the time travel?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar