Pages

Why I’m so crazy of London?

courtesy of fodors.com
Ini pertanyaan yang kadang bikin gw jadi penasaran tiap kali gw melihat tayangan tentang London atau berita tentang London. Rasanya like I wanna scream tiap kali liat gambar-gambar kota London atau the view there. Yaaa, I think I’m crazy of it, I just dunno why. I mean, London is London. Gak se-epic macam Himalaya dan Bhutan yang terkenal susah masuknya itu. Gak setertutup macam Korea Utara. Ga se-eksklusif macam Seychelles di Afrika yang jadi tempat honeymoon-nya Prince William.
London ya London. Capital city of United Kingdom. Kota yang sinar matahari jadi hal yang sangat didamba oleh para warganya, secara kebanyakan gloomy day disana. Well, untuk negara empat musim weather memang kadang jadi hal yang crucial, gak kayak di Indonesia yang tahunya klo gak panas ya ujan, hahahah. But why London?

Sepertinya kegilaan akan London ini berawal dari jaman kuliah. Waktu mata kuliah bahasa inggris, we had a task to make like a project where  should set up a meeting in english. And I pick the tower bridge London as my project at that time. Dari situ, gw bener-bener research tentang tower bridge. How was the construction, bangunan apa aja yang ada di dalamnya, baru tahu klo kita bisa naik ke lantai paling atas tower bridge, dan even make a walk up there! Wheew, thats cool., hehehe. Dari situ, mulai berandai-andai, pengen ya bisa ke London. Pengen liat this tower bridge yang projectnya gw kerjain selama satu semester, pengen liat the real tower bridge, pingin mengabadikan foto narsis dengan tower bridge dan big ben as the background. Mulailah mimpi itu disimpan dalam hati, sambil berharap dan berdoa semoga ada jalan untuk menjadikan mimpi itu kenyataan suatu hari nanti. Ketika mulai bekerja, pinginnya cuman ngumpulin duit secukupnya buat pergi ke London. Hahahahaha klo dipikir-pikir that sounds silly right now, but I was seriously think of it at that time.....
Semakin kesini semakin jatuh cinta dengan kota London ini. London seakan-akan representasi dari Eropa yang seksi dan cantik buat gw. Serupa persis dengan turnamen Wimbledon di tenis dan All England klo di bulutangkis. Dua turnamen prestisius di cabang olahraga tersebut. Seprestisius itulah London buat gw. Makin bermimpi untuk tidak hanya sekedar berfoto di depan tower bridge dan big ben, namun ingin merasakan menjadi bagian dari kota London sepenuhnya. Gara-garanya salah satu teman yang kerja di regional office Singapura tiba2 mengundurkan diri dengan alasan ‘to pursue my dream’. Later on, gw baru tahu klo yang dia maksud dengan pursue her dream itu adalah pindah ke London, bekerja dan menetap di sana, hingga bertualang di Eropa. Yaaa, dia berani untuk melakukan hal itu. Meninggalkan semua teman dan keluarganya di Singapura dan Malaysia (oh, teman gw itu asli orang Malaysia, tp sudah lama bekerja di Singapura), pergi ke sebuah tempat baru yang merupakan tempat impiannya. Waktu gw tanya, dimana dia kerja di London, she just answer easily: ‘”’ll let you know ya, when I get the job here “.  She even moved to London cuman berbekal optimisme klo she’ll get the job there, and yeah she did, after a few months interview here and there! Crazy but cool!
Gw..... merasa tertampar saat itu. Bukan hanya iri dengan keberaniannya, tapi malu dengan diri gw sendiri.  I dream the same thing as my friend had, bedanya adalah she took the action and I’m not. Its not easy to live in London, terutama transportation costnya yang gila-gilaan, dan sempat beberapa kali chat dengan temen gw lewat facebook dan dia memang berusaha keras untuk adapt with the new situation there. But hey, gw pernah baca kalimat ini di sebuah majalah: “Susah cari makan disini, tapi walopun sehari cuman makan sekali,yang penting I’m in London maaannn” Mungkin terdengar gila buat sebagian orang, ngapaiin ke negara orang susah-susah, klo bisa hidup enak di negara sendiri. Tapi, somehow I can understand that feeling. The feeling of accomplished something that we’re really dream of.
British accent yang agak-agak sengau itu juga terdengar menarik buat gw. Mungkin karena gak familiar kali ya, secara di sekolah belajarnya kan american english, not british english. Yang gw inget banget, waktu acara MTV VJ’s hunt, dan di final si VJ Daniel (I think he’s the winner at that time) menunjukkan gaya british accentnya sambil bicara “ Mam, would you like some tea?” (bacanya dengan gaya orang british yaa). Duuh, gw bahkan masih inget line itu sampe sekarang, hahahha. Seriously, the more I heard people speak using their british accent, the more I like it. Suka nonton Harry Potter? Yes, thats how british speak, cool right? You know that brit people say ‘halo’ differently with american? british people doesnt say ‘halo’ but ‘halou’ dengan gaya mulut yang melingkar-lingkar ngomong ‘O’ nya, hehehhee.  
Ahhh, London. When can I see you?

Tidak ada komentar: