Pages

Seoul, kota yang ramah (dikala kita nyasar)!

Serius, saya tidak menyangka akan menulis kalimat di atas sebagai judul cerita. Semua itu karena cerita teman-teman yang sering berinteraksi dengan para Koreanese, atau yang pernah bekerja dengan mereka. Ceritanya macam-macam deh, yang intinya membuat saya berasumsi kalau orang Korea itu keras dan seenaknya sendiri. Sama sekali tidak ada kata ramah di kamus mereka.


Dan sepertinya sekarang saya harus merubah pikiran tersebut. Well at least, sampai saat ini. Ya, perjalanan singkat saya ke Seoul betul-betul membuat saya kaget terhadap keramahan orang-orangnya. Mereka yang semula saya kira akan cuek bebek dan tidak mau perduli, ternyata berkebalikan 180 derajat! Berapa kalipun saya nyasar disana (well, sebeenarnya nyasarnya hampir tak terhitung sih...) selalu ada yang mau membantu. Such a nice people!
Pas waktu kita lagi bingung nyari jongno sam-ga station di daerah insadong, kita nanya arah ke cowok yang lagi jalan sama temennya. Berawal dari nanya arah, dia malah mau anterin kita dengan alasan, temennya juga menuju arah yang sama, jadi sekalian mengantarkan temannya juga. Wahh, lumayan nih, karena searah berarti sudah dekat dong ya. Tapi ternyata yaaa, itu dari Insadong menuju daerah jong-no lumayan jugaaa jalannya, apalagi saya harus mengikuti langkah kaki-nya Hyun (iya namanya klo ga salah hyun... sayangnya wajahnya ga seperti hyun bin, wuekekekk) yang macam orang dikejar polisi, judulnya sih jalan tapi cepeet bangeet. Saya sampe harus nengok ke belakang bolak-balik, make sure klo temen-temen yang lain gak ketinggalan saking cepetnya si Hyun jalan...



Gedung Nanta show di Hongdae
Acara nyasar berikutnya terjadi di Hongdae, waktu kita buru-buru untuk nyari lokasinya Nanta show. Udah terlanjur beli tiket jam lima, sementara jam sgitu kita baru muncul dari station Hongik University dan masih harus membaca peta. Panik! Alhasil nyasar... Nekat aja nanya ke orang terdekat yang ada di sekitar kita dan adanya Bapak-bapak berjas rapi dengan sandal jepit yang lagi sepedaan. Setiap kali nanya arah ke orang lokal, yang kita tanya pertama kali adalah “ anyong haseyo! Do you speak english?” hehhehehe. .. Awalnya si bapak agak bingung dengan lokasi gedung yang kita cari, tapi kemudian dia nanya dalam bahasa korea ke orang lain dan suddenly dia bilang “I’m not too busy, so I will lead you. Follow me!”  Saya pun meyakinkan dia lagi “ You really know the place?” Maklum, udah telat nih, klo nyasarnya makin jauh lagi, bisa-bisa saya dan teman-teman kehilangan tiket yang sudah dibeli (dan dibayar!) jauh-jauh hari itu... Si Bapak meyakinkan saya “Yes, I know the place”. OK, kami pun mengikuti beliau. Beliau menyeberang jalan dengan sepedanya dan saya mengikuti dari belakang. Hampir saya berlari agar tidak ketinggalan, curiga kalau si Bapak bakal nganterin kita naik sepeda dan kami berlarian di belakangnya. Gak lucu juga kan yaaaa.. kesannya gimanaa getuh, ngejar Bapak-bapak bersandal jepit yang sepedaan... Well, untungnya gak jauh Beliau turun dari sepeda dan menyamakan langkahnya dengan kami yang sudah kehabisan napas ini. And guess what? Sekali tebak, dia tahu kami dari Indonesia! Hahahhaha. Sepanjang jalan sempat mengobrol sedikit dengan si Bapak, saya pikir dia adalah company man yang baru pulang kantor atau semacamnya karena punya waktu untuk mengantarkan kami mencari lokasi Nanta show. Ternyata dia bilang “ I have job here. I’m a pastour” *hening seketika* beneran, setelah itu, saya speechless gak tau mau ngomong apa lagi.... jalannya agak menanjak juga sih, jadi selain speechless, memang udah kehabisan napas jadi gak bisa ngomong, heheheh. Gak lama, gedungnya sudah kelihatan, si Bapak meminta kami untuk melihat benar tidak itu gedung yang dimaksud. Dan ternyata, ada poster nanta show besaaaar sekali di gedung itu. Ketemu! Terima kasih Bapak pastor berjas dan bersandal jepit yang baik hati ^^. Kami pun mengucapkan “ Kamsahamnida ahjussi! Thank you!” Dan saya ingat banget dia bilang “ Its my pleasure...” J



Acara nyasar berikutnya waktu saya dan seorang teman saya heboh mau nyari lokasi cafe terkenal yang muncul di drama korea Coffee Prince. Berbekal petunjuk hasil browsing, kami pun kembali bertualang malam-malam ke station Hongik University. Mengikuti petunjuk dengan menggunakan feeling (yang agak kacau...) kami berakhir di sebuah jalan gelap dan hampir sepi yang gak jelas apa namanya. Beberapa kali nanya orang, mereka ga bisa bahasa Inggris. Wah, gmana nanyanya kalau bahasanya saja kami ga nyambung. Untungnya bertemu dengan cowok ini, yang gayanya sih gak meyakinkan, waktu ditanya bisa bahasa inggris apa gak, dia cuman diam, mikir dan menjawab “Hmm.. sort of...” Saya pikir, bisa bahasa inggris sedikit-sedikit ga papalah yang penting dia ngerti yang saya tanyakan. Eh begitu saya nanya tentang coffee prince, dia langsung cas cis cus menjelaskan arah dalam bahasa inggris yang sumpah, jauh lebih oke dari saya. Ada kali dia menjelaskan arah yang sama sampe lima kali, dan bolak-balik nanya “Do you understand? You go staright from exit no 4, and turn right, after that you will see park and convenience store...bla..bla..blaa..” Tapi tetep saya gak ngeh arah yang dia jelaskan karena jalanan udah gelap banget! Akhirnya dia bilang “OK, I’ll show you the way. The street here is too complicated” hahahahhahahaahahah. Baek banget. Atau dia kasian ngeliat kami yang nyasarnya kejauhan, totally berlawanan arah dengan yang seharusnya kami tuju. Dia juga cerita kalau semua traveller yang mencoba jalan sendiri ke Seoul pasti nyasar, karena kota ini penuh dengan jalanan kecil-kecil yang membingungkan orang, dan itu karena Seoul tidak ditata dengan rapi. The city is not well planned kalo kata dia. Hemm.. pas lewat jalanan yang super gelap, si cowo ini malah bilang “Dont worry, I dont take you to the wrong place. This is the way, I know it because its near with my work place” hehehehhheehe dia harus balik ke area kantornya demi nganterin dua orang asing yang nyasar... kamsahamnida oppa....^^
Selain cerita-cerita nyasar seperti itu, tiap kali bertanya arah ke orang Seoul ada satu yang khas. Hampir semua dari mereka, akan mengeluarkan smart phonenya, dan mencari arah yang kita cari melalui GPS system yang ada di smartphone mereka. Intinya sih, mereka juga kadang gak tahu tempat yang kita cari, tapi they’re still willing to help! Waktu nyasar di Insadong saja, orang yang kita tanya sampai menanyakan no telpon tempat yang kita cari dan dia berusaha telpon, sayangnya gak diangkat..

Tapi dari semua cerita nyasar itu, yang paling berkesan buat saya adalah waktu kita nyasar di namdaemun, hampir tengah malam, mencoba mencari arah balik menuju guest house kita yang dekat myeongdong. Udah hopeless nanya arah sama orang-orang yang ga bisa bahasa inggris, kita cuma diem dan bengong di depan peta yang ada di pinggir jalan. Petanya sih ada, tapi kita gak tau gmana cara bacanya secara semua petunjuk gedung ditulis dalam bahasa hangeul, huhuhuhuhu... Lagi konsentrasi membaca huruf-huruf hangeul, sambil hopeless karena itu udah hampir tengah malam, nyasar di negeri orang, tiba-tiba ada seorang cowok yang menyapa kita dengan sapaan paling merdu yang saya dengar klo lagi nyasar “ May I help you?” OMG! saya langsung merasa berbinar-binar melihat cowo itu! Spontan kami memberondong dia dengan pertanyaan, sampe dia bilang “OK, ok, now let me see..” Dan dia pun diem, asli diem, memandang peta yang tadi kami pandang dengan sepenuh hati itu. Agak lama, dia akhirnya memandang kami dan bilang “I’m not sure with the place that you’re looking for...” jiaaaahhhhh dari tadi diem liat peta kirain ngerti, ternyata enggak... T.T
Tapi saking baiknya, dia akhirnya nganterin kami untuk mencari tempat yang kami maksud. Walaupun sebenarnya dia juga gak yakin dimana tempatnya. Saya yang gak enak, merepotkan orang pulang kantor tengah malam bilang ke dia “You dont need to accompany us, just show us the way... You’re going back home right? I’m afraid its too far with your way home...”

Dan dia bilang gini “Its OK. I can take subway from another station, no problem. “ Giliran saya yang amazed dengan jawabannya dia, mau-maunya tengah malam buta jalan kaki nyari subway station lain demi nganterin dua orang cewek ga dikenal, tengah malam pula. Dan jalan kaki dari satu subway ke subway lainnya itu gak deket jugaa yaaa...



Its Myeongdong!!!
Begitu sampai di area myeongdong, saya sekali lagi bilang ke dia “Its myeongdong already, you can leave us here, don’t worry..” dia malah bilang “ Yes, its myeongdong already, but we have to find your guest house first, after that you can go here if you want. But later, after we find the way to your hotel ” Malah dia yang keukeuhhh nyari arah ke hotel kita, karena dia takut kita nyasar lagi kalau ditinggalin sendirian di myeongdong. Begitu belok dan kelihatan papan nama hotel yang kita cari, barulah dia mau ninggalin kita dan balik nyari arah ke subway. Astagaaaa...

Sungguh, pengalaman-pengalaman diatas betul-betul merubah mindset saya tentang orang Korea. Entah apa karena memang kebetulan saya bertemu dengan orang-orang yang luar biasa baiknya (remember those ‘Karma’ things? The more you help people, the more people will help you..) atau memang naturally mereka sangat ramah dengan para traveller (terutama yang hobi nyasar macam saya..). Anyway, saya berani bilang ke temen-temen yang lain, jangan takut nyasar kalau pergi ke Seoul. Just asked, and they will show you the way!

2 komentar:

Admin mengatakan...

Belum begitu yakin sich, but it's nice experiences...keep posting !

Dita Anggrawati mengatakan...

Hi Fetry, iya ini yang saya alami sihh.. btw, kenapa ga yakin?? hehehe... punya pengalaman yang berbeda kah?