Pages

Phuket Town: Serunya Menjelajah Kota Tua!


Setiap kali mendengar kata Phuket pasti yang terbayang adalah pantai-pantainya yang Indah. Betul, Phuket memang identik dengan pantai, walaupun untuk menuju pantai yang indah itu, kita harus menjelajah lautan dengan speedboat atau cruise ship. Personally, gw merasa bahwa yang mereka sebut pantai indah itu adanya di pulau-pulau yang tersebar di sekitaran phuket, not in the phuket itself.

Tapi, on my last trip to Phuket dua bulan lalu, gw sengaja untuk stay di Phuket Town instead of Patong. Untuk diketahui, most of the traveller kalau berkunjung ke Phuket memang akan lebih memilih untuk stay di Patong daripada di Phuket town. Simple saja alasannya, Patong itu jauh lebih ramai daripada Phuket town. Pas waktu gw bilang ke orang travel agent kalau gw akan stay di Phuket town, komentarnya ‘Nothing to see, only for sleep’ hahahahaha. Satu-satunya keuntungan stay di Phuket town menurutnya adalah, lebih dekat menuju ke Phi-Phi Island. Ya iyalaahh, secara dermaganya adanya di Phuket town, hehehe.
Tapi, out of my expectation, gw ternyata cukup menikmati kota Phuket yang konon katanya ‘sepi’ itu. Gw memang tipe traveller yang lebih suka menjelajah kota dan segala pernak-perniknya, rather than explore nature. Berkelana memetakan arah, ‘blusukan’ ke gang-gang kecil, kadang-kadang malah membawa kita ke tempat-tempat tersembunyi yang jauh dari keramaian. Itu jauuuh lebih menarik buat gw. Jadi ke Phuket sebenarnya bukan karena pingin menikmati pantainya yang indah itu, tapi lebih pingin tau tentang kotanya. Penasaran, se-‘sepi’ itukah Phuket town?
 
 
Hmmm, menjelajah Phuket town dengan berjalan kaki memang tidak susah. Hanya butuh sekitar 2-3 jam saja sebenarnya. Tapi gw dan temen gw waktu itu menghabiskan waktu hampir seharian, dari pagi sampai sore, hehehe. Tentunya dengan type jalan ala kita ya, jalan semeter-dua meter, klik, ambil foto dulu. Jalan semeter-dua meter lagi, eh ada yang jualan makanan, mampir dulu. Jalan semeter lagi, pegel, duduk dulu, hahahah. Yang harusnya bisa dijelajahi dalam 2 jam, bisa jadi 5 jam, hehehe. Tapi buat gw, its the best way to explore the town! And not to mention, that its FREE! No need to join the tour which gonna cost you more than 1000bath (like what you  spend for Phi-Phi...), cukup berbekal peta and ready to get lost!

Bagian yang menarik dari Phuket town adalah daerah kota tuanya yang masih mempertahankan bangunan-bangunan (which they called ) sino-portugis. Tapi, kayaknya  lebih banyak dipengaruhi oleh gaya chinese.  Konon, Phuket town dulu adalah kota yang ramai dengan berbagai etnis dan menjadi pusat perdagangan karena merupakan daerah pertambangan, namun lama-lama mulai ditinggalkan setelah pertambangan ditutup dan sekarang menjadi area kota tua Phuket. Berbagai etnis yang ada di Phuket town inilah yang membuat kota tua jadi menarik, karena perbaduan culturenya membuat Phuket menjadi kota yang ‘kaya’.
 
 
 
Menjelajahi kota tua Phuket town gw merasa seperti ‘terlempar’ ke beberapa puluh tahun lalu, dan somehow it reminds me of Penang! Di area kota tua yang agak mirip chinatown ini berjejer puluhan ruko atau rumah yang mungkin sudah berumur ratusan tahun. Hebatnya, mereka benar-benar menjaga bangunan-bangunan ini. Beberapa sudah dialih fungsikan sebagai cafe atau hostel, dan beberapa cafe dengan bangga memajang ‘umur’ mereka yang menunjukkan eksistensinya. Selain cafe dan hostel, di sepanjang jalan ini juga banyak gw lihat toko-toko yang menjual pakaian dan batik. Pas ngobrol sama salah satu pemilik toko, mereka dengan jujur bilang kalau batik yang mereka jual itu salah satunya diambil dari Indonesia. Si putri pemilik toko malah bilang terus terang ‘My mom often go to Jakarta to buy batik. Your batik is very nice. A lot of people love batik’. Jadi, agak hati-hati ya kalau belanja batik disini, salah-salah bisa jadi batiknya dari mangga dua atau tanah abang, heheheh.
Camilan sweet candy ala phuket
Ada satu area yang akan dengan mudah kita kenali karena warna pink-nya yang mencolok, disebut soi rommance, dulu merupakan area ‘red district’ sekarang berubah fungsi menjadi cafe dan art gallery. Satu lagi contoh bagaimana konservasi bangunan-bangunan tua ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisata yang tidak hanya menarik bagi traveller, tetapi juga bisa berfungsi sebagai alat bantu ekonomi untuk local people.


Oiya, di sepanjang jalan ini juga ada warung malaysia yang bertanda halal. Entah apakah mereka cukup nasionalis atau memang part of promotion malaysia tourism, tapi di sepanjang dinding  warung ini yang dipajang semuanya berkaitan dengan Malaysia, hahaha. Si Bapak pemilik warungnya ramah dan baik banget, dia bolak-balik nanya ke kita just to make sure semua orderan kita sudah keluar dan gak ada yang kurang. Waktu ada foreign tourist mampir ke warung itupun, dia dengan telaten ngasih penjelasan ke si tamu tentang makanan yang ada. Dan ada foto salah satu seleb Indonesia yang juga dipajang di warung ini. Tiap kali ada tamu dari Indonesia, si pemilik warung langsung dengan bangga menunjuk ke foto seleb itu sambil nanya ‘Do you know this person? Hahahha’ Duh! *langsung pasang muka lempeng dan pura-pura gak kenal*

Dan highlight dari trip berkeliling kota yang gemporin kaki ini adalah tak lain tak bukan, ON ON Hotel! Yang pernah nonton film The Beach-nya Leonardo Dicaprio pasti tau, ini hotel yang dipakai nginep si Richard (diperankan oleh Leo) di film tersebut. Terkenal dengan gaya bangunan sino-colonial, hotel ini menggambarkan gaya bangunan unik khas kota Phuket pada jamannya. Tidak disarankan untuk menginap di Hotel yang entah sudah berapa tahun umurnya ini, karena dari luar juga terlihat kusam dan sepi. Sekarang ini ON ON Hotel sepertinya hanya terkenal karena embel-embel ‘The Beach’ saja, namun tidak kompetitif untuk disebut sebagai hotel seperti namanya. Hmm, semoga saja Hotel ini masih bisa dan akan terus bisa bertahan.
 
I should say, Phuket town mungkin bukan termasuk dalam list kota favorit gw. Tapi, gw cukup menikmati kota tua ini. Phuket ternyata bukan cuma pantai dan Phi-Phi Island!

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Happy birthday
semoga semua yang dicita-citakan tercapai.
kuliah, karir, jodoh, london, etc.
Amin.

Dita Anggrawati mengatakan...

Hiiii...
whoever you are (why using anonim?), thank you!!

Anonim mengatakan...

Happy birthday again