Pages

On time-nya Jepang!

train time in Shinjuku station dipasang di electronic board
Salah satu hal yang selalu diwarning oleh orang-orang klo pergi ke Jepang adalah hati-hati klo naik kereta. Klo jadwal kereta berangkat pukul 07.01, itu artinya beneran jam tujuh lebih satu menit. Bukan jam tujuh pas atau jam tujuh lebih dua menit. Everybody knows that, its sooo Japan. Gw pernah nonton di TV, sebegitu tepat dan reliable-nya waktu kereta di Jepang, sehingga kita bisa memperkirakan mau keluar rumah jam berapa, butuh berapa menit untuk sampai di stasiun kereta dan naik kereta jam berapa, semua bisa diperkirakan precisely sampe ke menit dan detiknya klo perlu. Whoaa!
Berasa kayak hidup di dunia alien ga sih buat orang Jakarta macam kita dengan ketepatan waktu semacam itu? Hahahahha. Klo kita mah, boro-boro bisa perkirakan waktu, nyampe kantor tiap hari gak telat aja rasanya udah untung banget, hehe. But then again, somehow hal-hal yang unpredictable seperti itulah yang bikin hidup lebih seru. Nobody can predict Jakarta’s traffic, like nobody can predict what will happen in the next few minutes, right?
Anyhow, balik ke masalah kereta di Jepang, gw sebenernya cukup menikmati jadwal yang on-time ini. Karena setiap janjian dengan teman, gw selalu tahu alokasi waktu yang gw butuhkan untuk sampe ke suatu tujuan. Tapi apakah system kereta di Jepang selalu reliable? Well, gak juga ternyata. Pas di Shinjuku station, gw punya waktu dua jam sebelum gw harus berangkat ke Noborito station. Dengan waktu sesempit itu, gw pikir masih bisalah gw mampir ke asakusa sebentar. Toh, kebetulan pas hari minggu, bukan hari kerja jadi gw pikir kereta ga akan terlalu rame. Eh, pas mau naik ke line kereta, buset gw liat orang-orang pada ngantri panjaaaang banget! Tanya-tanya ke petugas kereta mereka bilang jalur kereta-nya lagi ada gangguan dan sedang diperbaiki, jadi jadwal kereta agak terlambat. I asked them again, how long it takes to fixed the train? Mereka jawab, ga bisa dipastikan. Lahhh, trus ni orang-orang masih ngantri nungguin jadwal kereta yg ga jelas donk? Gw nanya sambil nunjuk antrian orang-orang di jalur kereta. Petugas kereta kemudian jelasin, klo beberapa orang memang memilih menunggu, karena biasanya perbaikan tidak memakan waktu yang lama. Tapi, most of the passenger, biasanya akan beralih ke jalur kereta lain yang bisa membawa mereka sampai ke tujuan lebih cepat. Gw pun disarankan untuk mengambil jalur kereta lainnya menuju ke asakusa.


antrian jalur kereta ke asakusa yang ruameeeee
Baiklah. Karena masih berniat menuju asakusa, gw pun menuju jalur kereta yang mereka sarankan. Tapi pas mau naik tangga aja, udah malas banget liat kerumunan orang yang ngantri. Ya, karena kebanyakan penumpang beralih ke jalur ini, jadinya antriannya superrrr banget. Maklum, gw jarang banget naik KRL di Jakarta jadi ga pernah liat antrian kereta seperti apa. Tapi karena penasaran, gw pun menerobos kerumunan sampe di atas tangga. Daaann, agak-agak serem melihat ratusan atau ribuan orang desak-desakan memaksa masuk ke kereta (which makes me remember the Tokyo rush hour itu, yg orang sampe didorong-dorong biar muat di kereta!!), akhirnya gw balik badan. Mending ga jadi ke asakusa deh, daripada terjebak di kereta, huhuhu.

Tapi cerita tentang on-timenya Jepang baru bener-bener gw rasakan pas gw ngantri naik bus dari Kyoto station ke Fushimi Inari Shrine. Ada dua cara sebenernya menuju ke Fushimi Inari shrine, naik kereta yang cuma 5 menit dari Kyoto station atau naik bus no 05 (kayak no angkutan di rumah gw ya, heheheh) yang kira-kira memakan waktu 13 menit dari Kyoto station. Berhubung gw sudah pegang tiket kereta bus unlimited, gak mau rugi dong,,, yah mending naik bus. Gak papa agak lamaan dikit dan nunggu bus dulu, daripada beli tiket kereta. Halte bus di Kyoto station cukup mudah ‘dibaca’, kita tinggal berdiri di line yang sesuai dengan no bus yang kita mau naiki. Di masing-masing line ada jadwal bus-nya. Jadi gw tahu klo bus 05 akan berangkat pukul 6 pm dari stasiun Kyoto. Gak lama, gw ngeliat ada bus dengan no 05 muncul di belokan jalan gak begitu jauh dari tempat gw berdiri. It was about 5.50 pm, jadi 10 menit lebih awal dari jadwal. You know what happen? The bus was stopped like 5 meters from the line!

Gw yang ngeliat bus itu jadi geregetan sendiri. Hahahhahaha. Agak-agak gak percaya klo bus aja juga harus segitu strict-nya mengikuti jadwal. Kereta on time, gw ngerti karena they have the system that control everything on the train. Tapi bus?... Jadi, selama 10 menit itu gw cuman bisa ngeliatin bus yang jaraknya cuma 5 meter dari tempat gw berdiri. Dan bener aja, begitu pukul 6 pm, pelan-pelan bus bergerak maju menuju line dan baru deh passenger boleh naik. Oh my!

Later on, I know that its part of Japanese lifestyle. Pas gw ngelewatin another halte bus, di hari kerja, gw ngeliat banyak anak sekolah dan karyawan kantoran yang berbaris rapi di depan line bus. The bus was there, tapi mereka belum boleh naik ke dalam bus karena belum waktunya. Jadi mereka sabar aja nungguin pintu bus dibuka, sementara bus driver-nya masih jalan-jalan entah kemana. Kebayang gak itu kejadian di Indonesia? I bet, not in a million years!

Tidak ada komentar: