Pages

2017 was a blast of (traveling) memories!



View from my hostel di Spore
Traveling memories tahun 2017 dimulai dengan short trip to Penang around February yang mendadak berubah jadi short meet up dengan para kepala cabang yang rupanya sedang janjian gila-gilaan di USS. Pas banget jadwal mereka di Singapore bersamaan dengan jadwal pesawat gw ke Penang (yang memang transit dulu di Spore), dan ini adalah salah satu spontan trip yang pernah gw lakukan. Keputusan untuk stay semalam di Spore sebelum gw melanjutkan perjalanan ke Penang, baru gw tetapkan semalam sebelum berangkat. Jadi yang harusnya gw transit di Spore, akhirnya gw keluar imigrasi dan begitu sampai arrival hall, gw cuman mampir ke counter airline hanya demi kasih info ‘Sorry, I won’t be able to join the connecting flight to Penang’. Di Singapore pun it’s just a short meet up, we got a dinner at makan sutra glutton’s bay yang malam minggu ramenya ampun deh, and after that walking to MBS. Highlight of the day tentu saja when we go for super high escalator menuju MBS rooftop. Kepala cabang yang kalau dikasih target tinggi sok cool, pas naik escalator di MBS jadi keliatan paniknya, hahaha. Kalau takut ketinggian, dan pengen uji adrenaline, cobain deh, LOL.

salah satu mural di Penang
 
Dari Spore gw meneruskan perjalanan ke Penang. Pertama kalinya nyobain uber di luar negeri, yang ternyata super murah. Stay di guest house khusus cewek yang kecil tapi cantik, dan terletak di bangunan lama. Gw hanya menghabiskan dua malam di Penang. Hari pertama jalan kaki kemana-mana dan menghabiskan waktu di cat café Penang. Di hari kedua I went around Penang with a friend yang super baik, saking baiknya dia rela muterin gw keliling pulau Penang yang ternyata masih asri banget! Walopun disana-sini udah mulai banyak bangunan luxury apartment yang, mengutip kata temen gw, ‘I don’t know who will bought and stay in the apartment. Not local people definitely’. Highlight of the trip, adalah ketika akhirnya gw bisa mural hunting di kota tua-nya Penang! Temen gw sampe speechless, dan komen heran “I don’t know why many people love to do that (mural hunting). It’s almost same like Kemang in Jakarta you know, who would want to go there on the holiday season? Macet!” . Dan memang sih, ribet banget nyari tempat parkir mobil di kota tua, kita sampe harus muter bolak balik demi nyari parkiran. Ohya, yang lucu dari parkir mobil di Penang, ga ada tukang parkir, ga ada mesin tempat bayar parkir, tapi tiap pemilik mobil di Penang punya kartu parkir yang harus di gosok dan ditaruh di dashboard mobil (biar kalau ada patroli keliatan sama petugasnya). Kartu parkir itu harus dibeli di awal (temen gw punya segepok kartu parkir di mobilnya, hahah) dan tiap lembar kartu ditandai berapa jam kira-kira mereka akan parkir disitu. Jujur bener yaaa..



Next, di bulan Maret, akhirnya gw ke Lombok! Karena Bali is too mainstream, hahah. Ga ding, ini karena penasaran aja sama Gili trawangan. Dan aseliii, ga nyesel ke Lombok, Gili Trawangan dan temen-temennya itu emang keren banget. Ini adalah salah satu tempat di Indonesia yang whatever happen, you need to visit even if it's only once in life. Serius. Imagine bangun pagi langsung main ke pantai yang bagusnya kayak gini, keliling pulau menikmati hidup yang berjalan santai, capek jalan-jalan tinggal gelar tiker di pinggir pantai sambil nunggu jagung bakar lewat, males jalan buat balik ke hotel tinggal nunggu cidomo (dokar yang ditarik kuda, secara kendaraan bermotor gak boleh lalu lalang di Gili Trawangan) sambil ngemil gelato yang super enak, ahh bayanginnya jadi pengen balik ke sana, heheh. Di Lombok gw puas snorkeling-an, makan ikan bakar dan ayam taliwang dan plecing kangkung super pedes, naik ke bukit merese demi view yang luar biasa, main ayunan di pantai, ngemil indomie goreng di pantai, dan nyante liat sunset di tepi pantai. Life is good in Lombok :p

Gili Trawangan
 
Santai di Selong Belanak Beach di Lombok
Pulang dari Lombok, mulailah gw ribet sama persiapan menuju Eropa. It’s my very first trip to Europe, dan langsung apply dua visa pula : UK dan Schengen. Terus yang pergi ke Eropa ini newbie semua, hahahah. Jadilah keroyokan ngurusinnya, mulai dari visa, tiket, hostel kita booking bareng-bareng. Sempet ada drama pas ngurus visa, kita ga kebagian jadwal untuk apply visa schengen saking ramenya jadwal VFS. Padahal udah tinggal dua mingguan menjelang berangkat. Sempet kepikiran, apa ke UK aja, ga usah ke schengen daripada batal dua-duanya. Tapi akhirnya kita pasrah, whatever happen, happenlah. Kita bela-belain book jadwal VIP buat ngurus visa schengen (VIP means, kita mesti extra bayar 700rb on top of standard visa, by the way) dan bahkan setelah pake jadwal VIP pun, petugasnya sempet warning, ada yang visa schengen jadi setelah tiga minggu. Jreng. Eh udah deg-degan, ternyata visa schengen gw dan temen-temen selesai dalam 6 hari kerja saja!! Mungkin karena sebelumnya udah dapat visa UK kali ya, jadi lebih cepet. Entahlah. Yang jelas, ini trip paling jauh dan agak-agak nekat juga sih. Bahkan akomodasi tempat kita mau tinggal di Austria, Budapest dan Amsterdam baru kita book pas kita udah di Paris, saking udah hectic banget. Kalau diinget-inget sekarang, nekat banget, untung ga kena random check pas di imigrasi yah. Untuk Europe trip ini gw ambil cuti dari kantor for around three weeks. Yep, almost a month. Cuti paling panjang yang pernah gw ambil sejauh ini. Gw berhasil mengunjungi : London, Edinburgh, Manchester, Paris, Geneva, Vienna, Budapest, Prague, dan Amsterdam. 2 visa, 9 kota dan 8 negara.  Yang paling bikin seneng adalah akhirnya bisa liat Tower bridge dan Big Ben dengan mata kepala sendiri, bisa ngerasain naik tube, bisa naik double decker bus merah di London (walopun cuman dari Notting Hill ke Oxford Street), bisa ngerasain terjebak di tengah-tengah hysteria supporter Arsenal, bisa liat 221B Baker Street (akhirnya beneran menginjakkan kaki di Baker Street! OMG!) dan bisa mampir ke Old Trafford! Alhamdulillah.

Old Trafford Stadium Tour!

Dream do comes true!
 Pulang dari Eropa, yang tersisa adalah tagihan kartu kredit, utang piutang antar teman seperjalanan dan warning kalau cuti gw udah sekarat alias udah mau habis. Hiks. Dan artinya gw pun hanya bisa memanfaatkan sabtu dan minggu kalau mau jalan-jalan. Setelah Juni lebaran dan gw pulang ke Malang seperti biasa, di pertengahan Juli I had my weekend getaway to Semarang. Udah lama banget ga maen ke kota ini. Dan kebetulan ada yang mau nganterin gw dan temen gw jalan-jalan keliling kota ini, pake nraktir nasi pindang pula. Orang baik memang ada dimana-mana! Di akhir Juli, gw balik ke Malang lagi, karena ada gathering kantor, hahahah. Lumayan banget, pulang jenguk ortu dan pas ada acara kantor. Sementara di September, gw ngajak ortu gw buat short weekend getaway ke Bandung. Yang tentu saja, macet, hhmmpphh. 

Overall,  it’s been a blast! Setiap tahun gw mengumpulkan memori indah untuk dikenang di hari tua, dan tahun 2017 ini rasanya I had lots of good memories. Akhirnya bisa mewujudkan mimpi lama ke London itu rasanya luar biasa! Semoga kesempatan untuk mewujudkan mimpi ke destinasi-destinasi lain masih akan terbuka di tahun-tahun mendatang. The best is yet to come!

Tidak ada komentar: