Pages

8 reasons why I wanna go to Labuan Bajo, again.. (and you should too!)



view dari puncak pulau Kelor
Baru kali ini rasanya gw langsung update blog begitu selesai ngetrip. Biasanya ngetrip tahun lalu, update di blog entah kapan, kadang bisa sampai tahun depan malah baru muncul ceritanya, hahaha. Bajo memang berbeda, at least buat gw. Banyak cerita dan pengalaman baru yang membekas di hati (cieehh) di trip kali ini, dan membuat gw jatuh cinta dengan Bajo. Ini delapan alasan yang bikin gw pengen balik ke Bajo, lagi! And I would highly recommended you too 😄


1.    Easy access. Sejak Oct 2016, akses ke Bajo dari Jakarta memang jadi lebih gampang, karena Garuda membuka direct flight Jakarta-Bajo.  Pesawatnya jenis Bombardier CJ1000 Nextgen yang punya kapasitas 96 seat. Nyaman koq walaupun bagasi yang dibawa ke kabin gak bisa gede-gede banget karena ukuran bagasi kabin agak berbeda dengan biasanya. Jadi kalau sebelumnya ke Bajo mesti transit dulu di Bali, sekarang ga usah ribet. Walopun awalnya sempat mikir, pesawatnya kecil dan rute ke Indonesia Timur yang sering turbulence, eh ternyata gak! Dua jam flight dilalui dengan smooth, nyaris tanpa guncangan yang berarti. Ohiya, Batik air juga membuka direct flight dari Jakarta sejak 2017, jadi makin banyak pilihan buat ke Bajo 😁

Jenis pesawat Bombardier CJ1000

 2.    Affordable. Koentjinya, rajin-rajin lah berburu tiket promo. Karena komponen expense terbesar memang tiket. FYI, gw dapat return tiket ke Bajo IDR 2.4jt, belinya enam bulan sebelumnya pas GATF. Eh temen yang barengan ngetrip cerita kalau dia dapat tiket return IDR 1.8jt dong, hahah. Untung-untungan sih, jadi kalau pas lagi promo, buruan booking flight ke Bajo deh. Soal nongkrong-nongkrong atau makan-makan di Bajo sih, menurut gw, jauh lebih affordable lah kalau dibandingkan dengan Jakarta ataupun Bali.


3. Breathtaking Sunset. No words can describe it’s beauty, so better come and experience it by yourself. Banyak banget tempat buat liat sunset di Bajo, tiap orang mungkin punya preference masing-masing, tergantung bayarnya kuat yang mana, ye kan, hahaha. Tapi driver gw recommend dua tempat yang menurut dia “best spot to see sunset” : La Cecile dan Ciao Hostel. Gw nyoba yang terakhir karena lokasinya yang deket dengan hotel gw. Dan sumpah, gak nyesel! Jadi ini hostel yang baru buka tahun lalu dan dari namanya udah tahu dong, ownernya itu Italian people. Yang bikin gw amazed adalah lokasi hostel ini, di atas bukit yang jalannya memang dibuka hanya untuk hostel ini (cek websitenya kalau mau lihat ‘perjuangan’ mereka membangun hostel di atas bukit). Judulnya sih akomodasi yang ditujukan buat backpackers, tapi viewnya gak kalah sama hotel bintang lima. Plus, gak perlu khawatir bakal di charge gila-gilaan, lu bisa nongkrong disini, sambil nungguin sunset dengan santai. Ohiya, datanglah jam 5.30 pm atau 30 menit sebelum sunset for the best seat.  Gokils lah pokoknya!
Deck to watch sunset from Ciao Hostel

While waiting for Sunset...
 
when the sun is set!


4. Amazing Beaches. Pantenya juara sih. Mau pantai warna pink, biru tosca, putih? Atau pantai dengan warna air laut yang pakai gradasi saking jernihnya? Look no where, Bajo got it all!

Pulau Pasir Taka Makassar, best!!
  
The Pink Beach! Koralnya yang ngasih warna pink ke pantai ini emang bagus!

gegulingan di pante hahaha


5. Great Coffee. Oh, have I told you that Flores is also popular as coffee bean producer? Try a cup of coffee while enjoying the afternoon in Bajo. Gw recommend café.in.hit yang kebetulan letaknya di bawah hotel yang gw tempati, heheh. Tapi beneran kopinya enak dan what I like most, they provide books in their coffee shop!
Cafe.In.Hit Labuan Bajo. Recomended!
 

6. To fall in love with Indonesia again and again. Trip ke Bajo ini bikin gw sadar kalau Indonesia itu luar biasa indah. Don’t get me wrong, I grew up in many places in Indonesia. From Surabaya, Bandung, Denpasar, Bekasi, Kendari, Medan and Malang. I pretty much know lots of places in Indonesia dan udah nyobain berbagai macam moda transportasi, mulai dari kereta ekonomi sampai kapal pelni yang bisa mengangkut ribuan orang. Tapi rasanya baru di trip inilah gw hampir nangis liat cantiknya Indonesia, Negara gw cantik banget yaaa, truly heaven on earth! (Lu mungkin bakal bilang kalau banyak tempat lain di Indonesia yang gak kalah bagus dengan Bajo, that is totally fine. Please let me know your favorite places and I am saving money to go there!).
Pulau Padar!
 
Nyadar ga sih, satu pulau tapi warna pantainya ada yang hitam dan ada yang putih?
 
My fave spot in Padar ^^

7. The People. Don’t judge the book by it’s cover. Ini beneran berlaku di Bajo. Pas awal datang, agak bingung sih liat orang-orangnya karena in a glance they look alike since kebanyakan kulitnya item terbakar matahari gitu kan, jadi kelihatan serem eh ternyata orangnya baik-baik pakai banget! Ohiya, kebanyakan orang di pesisir area sebenernya asalnya dari Sulawesi, tapi mereka juga baik banget. Salah satu kru kapal gw berasal dari Bone, salah satu area di Sulawesi. Dan at the end of my trip, his farewell message was “Jadi kapan main ke Sulawesi? Mampir ke tempat Bapak ya. Bisa lewat Tanjung Bira, kan bagus juga itu pantainya”. One of the things that I love from Indonesia sih. Ini juga salah satu alasan kenapa gw encourage orang untuk banyakin piknik, ga cuman julid di sosmed aja. Karena aura kebaikan dari orang baik yang berbuat baik itu menular!
Si Bapak yang nawarin gw buat mampir ke Bone, super baik!

8. To get a new experiences, stories, and memories. Pulang dari Bajo, I promise, you will proud of yourself. Karena lu menjadi saksi dari keindahan alam Indonesia yang super cantik, karena lu akhirnya bisa menaklukan diri lu sendiri untuk sampai di puncak salah satu pulau di kepulauan Komodo (beat that trekking path! You can do it! Celana robek sih bisa dijahit lagi ntar.. .), karena lu ternyata bisa hidup jauh dari dunia maya dan semua email-email itu (bye bye signal! Sejatinya sinyal adalah barang langka di perairan taman nasional Komodo), karena lu bisa belajar soal kerasnya hidup dari cerita survivalnya para komodo (yang menjelaskan kenapa komodo itu jumlahnya ya segitu-gitu aja, karena buat hidup aja effortnya luar biasa..), karena lu bisa menyadari bahwa the best things in the trip was captured by our senses and kept as memories (momen favorit gw bukan foto-foto yang gw abadikan dengan handphone. Momen favorit gw, pas gw minta kapten matiin lampu kapal ketika kita lagi berlabuh malam-malam, dan gw langsung leyeh-leyeh di atas dek kapal sambil melihat langit yang bertabur ribuan bintang sembari ditemani debur ombak air laut. Bayangin, sekeliling kita gelap, all you can hear is the song of the sea and all you can see is a thousands stars in the sky! Si Bapak kapten ngeliat gw yang gegoleran di lante kapal dengan aneh “Ngapain mbak?” katanya. Gw jawab dengan polos sambil senyum lebar saking senengnya “Liat bintang Pak, banyak banget!”), dan last but not least, karena lu pernah menjadi bagian (kecil) dari Bajo yang sedang berkembang.
I wish to see this view again and again...
 
Stairway to Heaven on earth

This place might be will be the next Bali.Tiga atau lima tahun ke depan, I won’t be surprise if people talk about Bajo more than Bali. Though I am looking forward to see how Bajo will be in the future, gw hanya berharap Bajo will stay as it is, dengan segala keindahan dan keramahannya.

Tidak ada komentar: