Pages

The way I do my trip


Place where I wanna visit most!!!!

One day, temen kantor gw tiba-tiba datang ke meja gw sambil bawa majalah. Rupanya dia pingin ngasih tau sebuah artikel. Di majalah itu lagi ada artikel tentang backpacker.  Lebih tepatnya artikel tentang backpacker cewek yang menjelajah daerah-daerah di Indonesia.
“Lu tuh mesti kayak gini donk Dit! Klo backpacking jangan ke luar negeri mulu!”

I was surprised. Never thought that there will be someone who gonna said like that.

Buat gw, kemana orang mau jalan, they have their own reason for that. Tiap orang punya gaya nge-trip yang beda. Yahhh, pergi ke tempat yang sama pun belum tentu agendanya sama kan? Bisa jadi ada yang pergi ke singapore yang dilihat cuman tempat belanjaaa aja, yang lain bisa jadi malah trip from museum to museum. Each person have different of interest, yang gak mungkin sama.

Dan gw gak pernah pergi ke tempat tertentu only for the sake of image. Keren kali ya klo gw pergi ke Lovina beach buat hunting dolphin misalnya. Gw pergi karena gw emang pingin pergi. I’m willing to spend million of money for myself. Not for other people, so they can look at me in a more ‘cooler’ way. Not because others ask me to go there. Simply, because I want it.



Thats why, tiap jalan bareng sama temen pun gw harus make sure, klo kita punya point of interest yang sama, or klopun beda, at least mereka cukup mandiri untuk jalan sendiri so they’re not gonna interrupted my plan. It might sounds selfish, tapi gw mikirnya gini : gw spend duit gw sendiri buat jalan ke tempat yang gw mau, jadi ya suka-suka gw donk, I have the right for that. Klo cocok, yuk jalan bareng. Klo ga cocok, yah arrange-lah trip sendiri. Klo terpaksa, mungkin pergi bareng, tapi begitu di tempat tujuan, misah jalan sendiri-sendiri sesuai keinginan masing-masing. Itu lebih fair kan? Daripada gw ngikutin temen gw jalan ke tempat yang dia mau, which is its not interesting for me at all. Rugi bandar gw. Begitu pun sebaliknya, karena gw juga gak bisa memaksakan keinginan gw ke temen gw kan.

Seperti yang terjadi pas di Ho Chi Minh city, Vietnam. Di hari terakhir, temen-temen gw masih pingin belanja, sementara gw udah males banget keliling2 Ben Thanh Market yang gede itu. Alhasil, berpisahlah kita, gw jalan sendiri dengan taxi nyari Hard Rock Cafe, sementara temen-temen gw berburu souvenir di Ben Thanh. Nah, gw lebih cocok gaya jalan yang sperti ini. Gak depends on each other.
Balik ke type nge-trip. Gw lebih suka menikmati kota dan segala macam isinya sih. Makanya kota-kota yang menarik di mata gw itu ya kota-kota seperti Tokyo, London, Makassar, Solo.  Kehidupan kota yang bisa di-eksplore itu jauuh lebih menarik dibandingkan pantai, buat gw yaaa. Frankly speaking, gw bukan type traveller yang hobi naik gunung atau jelajah hutan dan pantai dan semacamnya. Masalahnya gw ga bisa naik gunung, gw gak bisa renang, dan gw gak bisa naik motor dan sepeda juga. Yes, there you go. I told you all my lack and disability, hahahaha. So, yeah, I’m not that adventorous. Tapi, pada dasarnya, gw orang yang suka mencoba hal-hal baru. Selama itu menarik, walaupun gw gak bisa, gw mau aja nyobain. Kebayang gak, gw ga bisa renang, gak demen-demen amat sama pantai, dan tiba-tiba diajakin diving sama bos waktu di Bali. That was my first time to saw underwater life, langsung bisa pegang ikan-ikan yang berkerumun di terumbu karang, oh my, it was an amazing experience!. Tapi, menguatkan hati untuk ‘rely on’ sama selang dan tabung gas oksigen untuk menyelam di kedalaman laut sekian meter ituu butuh setengah jam-an sendiri, hahahahha. Tapi karena itu menarik buat gw, yah ayo ajaa. Di sisi lain, klo gw ga suka, ya mau kayak gimana juga gw ga kepingin buat nyobain.

 Soal domestic trip vs abroad trip? aduuuh, ini issue lamaaa banget yah. Gw ga tau apakah masih banyak yang berpikiran seperti ini, tapi the world is huge guys! Udah bukan jamannya ngetrip dibatasin oleh border-border antar negara (well, mungkin klo ngetripnya ke asia tengah sana, it does matter), udah bukan jamannya lagi untuk lebih mengagung-agungkan suatu tempat tertentu lebih baik dari tempat lainnya. Udah bukan jamannya lagi untuk bilang kalau lebih baik jalan-jalan di Indonesia dulu sebelum keluar. Ini menurut gw ya, tapi I dont care the border, I go where I wanna go. That’s all. Mau itu ke pelosok sulawesi atau kalimantan, atau ke pelosok thailand dan vietnam sekalipun, its my choice. Toh, di semua tempat itu, whereever it is, we do learn something right? Its depends on your preferences, your interest.  Not to mention, klo memang our domestic tourism masih sangat-sangat jauh tertinggal dari negara-negara lainnya. Tapi ya sudahlah yaaa, I’m not going to talk about that juga, hehehehe.
Btw, ini bukan berarti gw ga bisa berkompromi ya. Well, sebenarnya dalam hal nge-trip gw cukup bisa diajak bekerja-sama, selama we do share the same interest. Masalahnya, temen yang punya the same interest ini jarang ketemunya, hehehe. Jadi, selama gw masih bayar biaya trip gw sendiri, ya gw hanya akan pergi ke tempat-tempat yang gw mau. Lain cerita, kalo gw dibayarin, nahhh itu beda. Klo ada yang bersedia bayarin biaya trip gw, barulah boleh lu atur-atur gw, harus ke sini, harus ke sana, jangan ke tempat ini, jangan ke tempat itu.
So, I just simply answer to my friend.
"Mmm..Pingin sih. Lu mau bayarin gw ke tempat-tempat itu buat backpackingan? Boleh. Wani piro?”

^______^

 Each person has different style and different interest of trip. Do respect that.

Tidak ada komentar: